About

Pages

I Luv Indonesia I Luv Indonesia

Blogroll

Sabtu, 01 Desember 2012

Kerjasama Disdik dengan Plan Indonesia Program MBS Inklusi 2012-2015


Sebanyak 180 guru akan SD Kabupaten Grobogan akan difasilitasi berupa pelatihan Pembelajaran aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM), serta pendidikan inklusi. Program itu, merupakan kerjasama Plan Indonesia dengan Nivea dan Dinas Pendidikan (Disdik) Grobogan dalam program Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) inklusi.

Nota kesepahaman implementasi tersebut ditandatangani oleh kepala Disdik Drs Karsono MPd dengan manajer Plan Indonesia program unit Grobogan Lukas Kristian serta disaksikan puluhan perwakilan sekolah, di gedung Riptaloka, Setda Grobogan, Rabu (18/7). Program MBS inklusi tersebut, akan berlangsung selama tiga tahun di tiga kecamatan, yaitu Kedungjati, Tanggungharjo, dan Karangrayung.




”Program pendidikan inklusi adalah pendidikan yang menerima semua anak dalam satu layanan pendidikan termasuk didalamnya anak berkebutuhan khusus (ABK). Pendidikan dasar yang berkualitas adalah jalan untuk keluar dari ketertinggalan,” kata Lukas Kristian disela-sela launching program MBS Inklusi di 30 SD/MI periode 2012-2015, kemarin.

Lukas menambahkan dari 30 SD/MI tersebut akan mengambil sembilan sekolah di tiga kecamatan yang diperkenalkan lebih dulu program MBS inklusi ini secara fokus. Dari data Disdik Grobogan tahun 2011, masih ada 33 persen penduduk yang belum pernah sekolah dan tidak atau belum tamat SD. Sedangkan di sisi lain, angka pengangguran di Grobogan juga masih tinggi, mencapai 4,4 persen, dengan lebih dari 50 persennya masih di sektor pertanian tanaman pangan.



Lebih lanjut, kata Lukas pendidikan dasar mestinya juga dapat diakses siapa saja termasuk ABK. Saat ini di Grobogan, baru sekitar 400 ABK yang bisa menikmati pendidikan dasar. Sebagai organisasi yang berpusat pada anak, akses pendidikan yang sama bagi semua anak menjadi salah satu yang diperjuangkan Plan di samping membantu pemerintah mempercepat pencapaian tujuan ke 2 MDGs, yaitu pendidikan dasar untuk semua.

 ”Intinya kami melakukan program ini dengan pendekatan holistik, keseluruhan, agar seluruh komponen bisa maju bersama demi kualitas pendidikan dasar di Grobogan yang lebih baik,” katanya.

Terpisah, Sekda Grobogan Sugiyanto mengatakan, sebagai kabupaten layak anak, Pemkab Grobogan memprioritaskan juga pendidikan untuk ABK. Pemberian pendidikan optimal untuk ABK merupakan kunci keberhasilan wajib belajar sembilan tahun.

”ABK sangat diperhatikan dan diprioritaskan oleh Pemkab dalam rangka mereka memperoleh pendidikan selayaknya anak yang lain,” kata mantan kepala Disdik ini. (nir)

SUMBER