Buku Adalah Jendela Dunia

Membaca tidak mengenal usia dan waktu. Tidak ada istilah berhenti untuk menggali ilmu. Walau ajal menjemput, tak kenal kata menyerah untuk belajar. Salah satunya adalah membaca, dengan membaca maka pengetahuan bertambah. Sudah pasti, orang yang rajin membaca adalah orang pintar.

Lomba MPI,Blog Guru dan Web Sekolah

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah melalui Balai Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (BPTIKP) menggagas kegiatan Lomba Pengembangan dan Pengayaan sumber belajar bagi guru dan sekolah di Provinsi Jawa Tengah

Pentingnya Belajar Bagi Manusia

Belajar adalah suatu kegiatan dari yang tidak tahu menjadi tahu. Itu sebabnya belajar itu sangat penting bagi seluruh manusia termasuk kita sebagai seorang pelajar atau mahasiswa. Karena tanpa belajar maka kita tidak akan mengetahui apa yang seharusnya kita ketahui

Stop Anak Putus Sekolah

Angka putus sekolah anak Indonesia tahun ini masih tinggi. Kurang lebib 12 juta anak Indonesia (2010) yang belum bisa menyelesaikan wajib belajar (Wajar) Sembilan tahun.

Belajar tanpa batas

Bukankah kesuksesan itu tidak bisa segera digegaskan tanpa kerja keras? Menyusuri sepanjang jalan kehidupan, entah berapa umur yang telah dilalui. Sebanyak apa pula pengalaman yang sudah tersirat dan tersurat, manusia tidak menghitung.

About

Pages

I Luv Indonesia I Luv Indonesia

Blogroll

Senin, 10 Februari 2014

Stop Anak Putus Sekolah

Angka putus sekolah anak Indonesia tahun ini masih tinggi. Kurang lebib 12 juta anak Indonesia (2010) yang belum bisa menyelesaikan wajib belajar (Wajar) Sembilan tahun. Hal itu tentu sangat bertolak belakang dengan alokasi anggaran untuk pendidikan yang mencapai 20% dari total APBN. Sayangnya anggaran sebesar itu hingga saat ini belum bisa digunakan sebagaimana mestinya.


Salah satu faktor yang menyebabkan tingginya anak putus sekolah tak lain karena mahalnya biaya pendidikan. Sekalipun saat ini pemerintah telah memberikan program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan juga beasiswa, akan tetapi hal itu tampaknya belum cukup untuk menekan jumlah anak putus sekolah. Karena bantuan-bantuan tersebut hanya bersifat terbatas, BOS hanya untuk kebutuhan sekolah dan beasiswa hanya untuk biaya SPP siswa. Sedangkan biaya kebutuhan lain yang jumlahnya lebih banyak masih menjadi tanggungan siswa.
anak putus sekolah


Di sisi lain, di tengah maraknya anak-anak putus sekolah justru pemerintah menggulirkan program sekolah unggulan berlabel rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) dan sekolah bertaraf internasional (SBI). Keberadaan dua sekolah ini malah menjadi dilema bagi dunia pendidikan kita. Di satu sisi pemerintah ingin membangun pendidikan berkualitas, di sisi lain hal itu memunculkan nuansa diskriminatif, karena RSBI/SBI hanya mengakomodasi kepentingan orang kaya.

 Dari sanalah muncul kecemburuan dari sekolah-sekolah non RSBI/SBI.  Sekolah-sekolah tersebut akhirnya mengadopsi cara yang digunakan oleh sekolah RSBI dengan meningkatkan biaya sekolah. Dalam hal ini tentu yang jadi korban adalah anak-anak dari keluarga miskin, sehingga yang terjadi adalah banyak anak putus sekolah karena tidak mampu membayar biaya sekolah yang tinggi.