About

Pages

I Luv Indonesia I Luv Indonesia

Blogroll

Sabtu, 08 Maret 2014

Belajar untuk Kebebasan!

Bukankah kesuksesan itu tidak bisa segera digegaskan tanpa kerja keras?

         Menyusuri sepanjang jalan kehidupan, entah berapa umur yang telah dilalui. Sebanyak apa pula pengalaman yang sudah tersirat dan tersurat, manusia tidak menghitung. Hidup manusia layaknya film box office. Ada pemain utama, ada pula orang – orang tak terlihat. Ada sukses ada pula gagal. Sejenak pernahkah kita memperhatikan seberapa banyak orang – orang tak terlihat itu? bagaimana peran mereka? Konon, mereka dianggap kaum sudra oleh kaum bangsawan. Betapa tidak, seorang dengan peran kecil, akan sedikit terlihat dunia. Betulkah seorang perlu belajar untuk peran yang besar?



       Pagi ini aku melihat orang – orang pekerja kasar sedang bersusah payah menghidupi dirinya. Tukang kelontong yang terlihat begitu tua, kerdil, tampak tak mampu membawa barang bawaannya. Bersuara parau menyuarakan dagangnya. Seperti profesi yang sudah jarang sekali diminati manusia modern. Garis – garis kerut di mukanya menjadi saksi bahwa hidupnya sekali – sekali butuh kemudahan, butuh kebebasan. Di seberang jalan tak jauh dari si tukang kelontong, si kuli bangunan bekerja keras membawai batu – batu untuk membangun sebuah bangunan. Sampai menjelang petang, sang mandor memberi upah. Namun sayang, hukum proletar versus borjuis sedang berlaku disini. Si tukang batu tak bisa berbuat apapun untuk membela. Upah tetaplah upah, meski tak sesuai. Melihatnya dari jauh, aku mulai berpikir bahwa jika suatu hari terjadi ketidakadilan, seseorang butuh peran yang lebih besar.


        Pernahkah kita bertanya – tanya mengapa orang tua selalu menyuruh kita untuk bersekolah setinggi – tingginya? Mengapa pula mahasiswa sibuk menyelesaikan tugas akhrinya? Meski jawaban sudah terlihat jelas ingin menjadi orang sukses, namun sedikit diantara manusia mendengarkan betul – betul nasehat itu. Sedikit pula yang mereka optimistikkan dari apa yang dikerjakannya. Kadang, orang – orang itu hanya malas dengan proses panjang, yang berarti malas pula dengan cita – cita. Bukankah kesuksesan itu tidak bisa segera digegaskan tanpa kerja keras?

       Tidak ada di dunia ini yang benar – benar membutuhkan kemalasan. Bergantung pada kepasrahan, tanpa ada usaha, siapa yang mau? Coba tanyakanlah perusahaan mana, institusi pendidikan mana, pengusaha mana, atau rakyat kecil mana yang suka akan hadirnya kemalasan di dunia mereka? Tidak ada, karena bukan begitu cara kerja kehidupan. Seseorang hanya butuh belajar, belajar akademistik dan pengalaman.

      Untuk kebebasan mereka sendiri. CEO dari perusahaan Facebook dan Apple yang pernah diusir dari tempat kuliahnya pun tidak pernah berhenti untuk belajar. Penyanyi Mariah Carey, vokalis U2, dan Pink. Mereka juga sebagian orang yang pernah berada di strata terbawah. Satu bekerja sebagai pesuruh, pembersih toilet, dan karyawan KFC. Apa yang membuat mereka sekarang begitu bersinar? Tidak lain karena belajar, belajar, dan belajar. Orang – orang ini hanya tidak mau menjadi alat orang lain, mereka ingin bebas dengan cita – citanya. Banyak orang belajar untuk kebebasan, don’t you?