Buku Adalah Jendela Dunia

Membaca tidak mengenal usia dan waktu. Tidak ada istilah berhenti untuk menggali ilmu. Walau ajal menjemput, tak kenal kata menyerah untuk belajar. Salah satunya adalah membaca, dengan membaca maka pengetahuan bertambah. Sudah pasti, orang yang rajin membaca adalah orang pintar.

Lomba MPI,Blog Guru dan Web Sekolah

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah melalui Balai Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (BPTIKP) menggagas kegiatan Lomba Pengembangan dan Pengayaan sumber belajar bagi guru dan sekolah di Provinsi Jawa Tengah

Pentingnya Belajar Bagi Manusia

Belajar adalah suatu kegiatan dari yang tidak tahu menjadi tahu. Itu sebabnya belajar itu sangat penting bagi seluruh manusia termasuk kita sebagai seorang pelajar atau mahasiswa. Karena tanpa belajar maka kita tidak akan mengetahui apa yang seharusnya kita ketahui

Stop Anak Putus Sekolah

Angka putus sekolah anak Indonesia tahun ini masih tinggi. Kurang lebib 12 juta anak Indonesia (2010) yang belum bisa menyelesaikan wajib belajar (Wajar) Sembilan tahun.

Belajar tanpa batas

Bukankah kesuksesan itu tidak bisa segera digegaskan tanpa kerja keras? Menyusuri sepanjang jalan kehidupan, entah berapa umur yang telah dilalui. Sebanyak apa pula pengalaman yang sudah tersirat dan tersurat, manusia tidak menghitung.

About

Pages

I Luv Indonesia I Luv Indonesia

Blogroll

Sabtu, 27 April 2013

Jadwal UN 2012/2013



Jadwal lengkap UN 2013 ini tercantum dalam Prosedur Operasi Standar Ujian Nasional (POS-UN) Tahun Pelajaran 2012/2013 yang telah dirilis Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Untuk lebih lengkapnya, silahkan klik di sini untuk melihat Jadwal Lengkap Ujian Nasional (UN) 2013
.

Selasa, 02 April 2013

KISI KISI UJIAN NASIONAL 2013


Untuk mengunduh Peraturan Badan Standar Nasional Pendidikan Nomor : 0019/P/BSNP/XI/2012 tanggal 20 November 2012 tentang Kisi-kisi Ujian Nasional Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun Pelajaran 2012/2013 silakan klik 

Senin, 01 April 2013

Pendidikan Karakter Melekat pada Semua Mata Pelajaran




Jakarta --- Sebanyak sepuluh perwakilan organisasi guru menyampaikan aspirasinya kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Rabu (27/3). Mereka diterima oleh Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) bidang pendidikan Musliar Kasim, untuk berdialog di ruang rapat Pusat Informasi dan Humas Kemdikbud.
Dalam dialog yang berlangsung selama 1,5 jam ini, salah seorang perwakilan meminta agar pendidikan karakter tidak diajarkan dengan menumpang pada mata pelajaran lain. Menurutnya, jika hal tersebut dilakukan akan menyebabkan tidak terlihatnya secara jelas nilai-nilai atau karakter yang diajarkan.
Menjawab pertanyaan tersebut, Kepala Badan Pengembangan SDM Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, Syawal Gultom menjelaskan, ketentuan itu sesuai filosofi pendidikan Indonesia yang diatur dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, di mana pengajaran pendidikan karakter melekat pada semua mata pelajaran.
Syawal menambahkan, dalam rekonstruksi kurikulum 2013 mata pelajaran tunduk kepada kompetensi. Karena mata pelajaran itu hanya kendaraan untuk mencapai kompetensi. Jadi tidak boleh satu orang guru saja yang mengajarkan karakter. “Tidak ada satu mata pelajaranpun yang tidak berkontribusi dalam pembentukan sikap,” katanya.
Syawal mengakui pentingnya menyiapkan guru yang berkualitas dan pembenahan model pembelajaran. Oleh karena itu, rekonstruksi kurikulum merupakan pintu masuk bagi pembenahan pembelajaran. “Kurikulum 2013 ini entry point untuk memasuki sistem pembelajaran yang berkarakter. Jadi jangan mutar-mutar di dokumen kurikulum saja,” katanya.
Sebelum diterima Wamendikbud, yang didampingi Kepala Balitbang Kemdikbud, Khairil Anwar Notodiputro; Kepala Badan Pengembangan SDM Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMP dan PMP) Kemdikbud, Syawal Gultom, Staf Ahli Mendikbud Bidang Organisasi dan Manajemen, Abdullah Alkaff, dan Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemdikbud, Ibnu Hamad, perwakilan ini telah melakukan orasi di depan kantor Kemdikbud.
Dan di akhir dialog, perwakilan organisasi guru menyampaikan tawaran kepada Kemdikbud untuk melakukan debat publik terhadap Kurikulum 2013. Wamendikbud, Musliar Kasim, menerima baik tawaran tersebut, dan akan segera mengatur jadwalnya. (TD/AR)

Buku Kurikulum 2013 Melalui Review dan Penilaian



Jakarta -- Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Ramon Mohandas mengungkapkan, setelah selesai disusun, buku Kurikulum 2013 diserahkan kepada sejumlah ahli untuk dilakukan review. Hal ini dilakukan agar pihaknya mendapat masukan dan perbaikan apa saja yang perlu dilakukan pada buku yang telah disusun tersebut.
“Untuk buku sejarah, kami serahkan kepada ahli sejarah dan budayawan, seperti Taufik Abdullah dan Anhar Gonggong, sementara buku Bahasa Indonesia kami berikan kepada ahli bahasa, misalnya Gunawan Muhammad dan Taufik Ismail,” ujar Ramon di Jakarta, Kamis (28/3).
Namun, dirinya berharap perbaikan dan masukan yang dijaring melalui review itu tidak mengubah spesifikasi jumlah halaman yang sudah ditetapkan. Untuk buku siswa kelas I SD misalnya ditetapkan 80 halaman, sementara kelas IV di bawah 100 halaman.
Ramon meyakini saat buku Kurikulum 2013 digunakan mulai tahun ajaran baru ini, akan ada masukan dari pengguna, seperti guru dan orangtua. Masukan tersebut akan ditampung untuk dijadikan sebagai revisi pada edisi berikutnya. Ia mengungkapkan, konsep buku untuk SD dicetak setiap tahun karena buku yang digunakan tahun ini tidak dapat lagi dipakai untuk tahun berikutnya. “Buku untuk SD kan dilengkapi dengan tugas-tugas yang harus langsung dikerjakan di buku itu, sehingga nanti buku penuh dengan coretan siswa,” ungkapnya.   
Kepala Bidang Kurikulum dan Perbukuan Pendidikan Dasar, Puskurbuk, Erry Utomo mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan Politeknik Media Kreatif (Polimedia) untuk penyusunan layout dan design buku, termasuk pembuatan dummy. Polimedia dinilai memiliki kompetensi untuk melakukan pekerjaan tersebut hingga materi buku berbentuk camera ready copy (CRC) guna diserahkan kepada percetakan pemenang lelang untuk digandakan.
Ia juga mengungkapkan, buku yang selesai disusun juga harus mendapat persetujuan dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Penilaian dilakukan agar BSNP dapat melihat apakah masih ada kekurangan yang perlu ditambahkan dalam buku Kurikulum 2013 tersebut. “Penilaian bukan bersifat lolos atau tidak lolos, melainkan apakah masih ada kekurangan atau dinilai sudah cukup,” ujar Erry. 
Erry menjelaskan, dalam Kurikulum 2013, selain buku panduan mengajar, guru juga diberikan lengkap dengan buku teks siswa. Dengan dua jenis buku itu, guru harus menyiapkan proses pembelajaran sesuai dengan skenario dalam buku panduan guru. Jadi sifatnya side by side antara buku guru dan buku siswa,” ungkap Erry.
Dalam buku panduan itu pula, guru diarahkan untuk mengajarkan tema tertentu dengan mencakup lima hal, di antaranya proses pembelajaran itu sendiri, penilaian yang tidak hanya terhadap pengetahuan, tetapi juga sikap peserta didik, dan pengayaan materi pembelajaran. “Ketika masuk kelas, guru memang harus full teaching. Makanya penambahan jam pelajaran menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam implementasi kurikulum baru ini,” imbuhnya. (RA)

Majelis Ulama Indonesia Jawa Tengah Dukung Kurikulum 2013




Semarang --- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah menyatakan sikap mendukung pelaksanaan kurikulum 2013. hal tersebut disampaikan oleh Ketua MUI Jawa Tengah KH Ahmad Darodji, pada Halaqah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah pada Sabtu, (30/3), di Aula Kampus I IAIN Walisongo. "MUI Jawa Tengah mendukung kurikulum 2013," katanya.
Darodji menambahkan, kontribusi dan masukan dari para ulama akan mampu meningkatkan peran pendidikan agama untuk memperkuat akhlak yang mulia generasi penerus bangsa.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh, yang ikut hadir dalam Halaqah tersebut mengatakan, tujuan pendidikan adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Penyelenggaraan Halaqah Ulama ini diselenggarakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Tengah bekerjasama dengan IAIN Walisongo Semarang. Acara ini mengusung tema “Penguatan Pendidikan Agama dan Keagamaan Bagi Kurikulum Pendidikan Nasional 2013”. Dalam Halaqah ini hadir juga Gubernur Jateng Bibit Waluyo. (JR)

Keberhasilan Kurikulum 2013



Sedikitnya ada dua faktor besar dalam ke­ berhasilan kurikulum 2013. Pertama, penen­tu, yaitu kesesuaian kompetensi pendidik dan tenaga kependi­dik­an (PTK) dengan kurikulum dan buku teks. Kedua, faktor pendukung yang terdiri dari tiga unsur; (i) ketersediaan buku sebagai ba­han ajar dan sumber belajar yang mengintegrasikan standar pem­bentuk kurikulum; (ii) penguatan peran pemerintah da­am pembinaan dan penga­wasan; dan (iii) penguatan ma­naj­emen dan budaya sekolah.
iklan5-skema2
iklan5-skema1
Berkait dengan faktor perta­ma, Kemdikbud sudah mende­sain­­ strategi penyiapan guru se­­bagaimana digambarkan pa­da skema penyiapan guru yang me­ibatkan tim pengembang kurikulum di tingkat pusat; instruktur diklat terdiri atas unsur dinas pendidikan, dosen, widya­swara, guru inti, pengawas, ke­­pala sekolah; guru uta­ma me­iputi guru inti, penga­was, dan kepala sekolah; dan guru mereka terdiri atas guru kelas, guru mata pelajaran SD, SMP, SMA, SMK.
Pada diri guru, sedikitnya ada empat aspek yang harus di­beri perhatian khusus dalam rencana implementasi dan ke­terlaksanaan kurikulum 2013, yaitu kompetensi pedagogi; kompetensi akademik (keilmuan); kompetensi sosial; dan kompetensi manajerial atau kepemimpinan. Guru sebagai ujung tombak penerapan kurikulum, diharapkan bisa menyiapkan dan membuka diri terhadap beberapa kemung­kinan terjadinya perubahan.
Kesiapan guru lebih penting­ daripada pengembangan kuri­kulum 2013. Kenapa guru menjadi penting? Karena dalam kurikulum 2013, bertujuan mendorong peserta didik, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar,­ dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), terhadap apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah mene­rima materi pembelajaran.
iklan5-gbr1
Melalui empat tujuan itu diharapkan siswa memiliki kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif. Disinilah guru berperan be­sar di dalam mengimplementa­sikan tiap proses pembelajaran pada kurikulum 2013. Guru ke depan dituntut tidak hanya cer­das tapi juga adaptip terhadap perubahan.

Tidak Menghapus Mata Pelajaran



Ada kekhawatiran pada masyarakat jika Kurikulum 2013 diterapkan akan ada penghapusan beberapa mata pelajaran. Kekhawatiran ini dijawab Mendikbud Mohammad Nuh, bahwa tidak ada penghapusan mata pelajaran, yang ada hanya pengintegrasian mata pelajaran.
Mata pelajaran IPA dan IPS di sekolah dasar (SD) diintegrasikan ke dalam semua mata pelajaran. Pengintegrasian ini dilakukan karena penting, serta menyesuaikan zaman yang terus mengalami perkembangan pesat.
Hadirnya kurikulum baru bukan berarti kurikulum lama tidak bagus. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan. Pergeseran paradigma belajar abad 21 dan kerangka kompetensi abad 21 menjadi pijakan di dalam pengembangan kurikulum 2013.
iklan3-gbr1
iklan3-gbr2
Gambar 1 dan gambar 2 menunjukkan kerangka komptensi abad 21 yang menjadi dasar di dalam pengembangan kurikulum 2013.
iklan3-gbr3
iklan3-gbr4
iklan3-gbr5
Ada empat standar dalam kurikulum yang mengalami perubahan, meliputi standar kompetensi lulusan, proses, isi, dan standar penilaian. Terhadap perubahan itulah maka rumusan standar kelulusan (SKL) pun berubah. Gambar 3 menunjukkan ruang lingkup SKL. Sedang gambar 4 dan gambar 5 berturut-turut tentang SKL Rinci dan SKL Ringkas.

Pergeseran Paradigma Belajar Abad 21



Tema pengembangan kurikulum 2013 adalah dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) yang terintegrasi. Diakui dalam perkembangan kehidupan dan ilmu pengetahuan abad 21, kini memang telah terjadi pergeseran baik ciri maupun model pembelajaran. Inilah yang diantisipasi pada kurikulum 2013. Skema 1 menunjukkan pergeseran paradigma belajar abad 21yang berdasarkan ciri abad 21 dan model pembelajaran yang harus dilakukan.
iklan2-skema1
iklan2-gambar1
iklan2-gambar2
Sedang gambar 1 adalah posisi kurikulum 2013 yang terintegrasi sebagaimana tema pada pengembangan kurikulum 2013. Sudah barang tentu untuk mencapai tema itu, dibutuhkan proses pembelajaran yang mendukung kreativitas. Itu sebabnya perlu merumuskan kurikulum yang mengedepankan pengalaman personal melalui proses mengamati, menanya, menalar, dan mencoba (observation based learning) untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. Di samping itu, dibiasakan bagi peserta didik untuk bekerja dalam jejaringan melalui collaborative learning. Pertanyaannya, pada pengembangan kurikulum 2013 ini, apa saja elemen kurikulum yang berubah? Empat standar dalam kurikulum meliputi standar kompetensi lulusan, proses, isi, dan standar penilaian akan berubah sebagaimana ditunjukkan dalam skema elemen perubahan.
Perubahan yang Diharapkan
Pengembangan kurikulum­­ 2013, selain untuk memberi jawaban terhadap beberapa permasalahan yang melekat pa­da kurikulum 2006, bertujuan ju­ga untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan meng­omunikasikan (mempresentasikan), apa yang di­ per­oleh atau diketahui setelah siswa menerima materi pembelaj­aran.
iklan2-skema2
Melalui pendekatan itu di­harapkan siswa kita memiliki kom­petensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang jauh lebih ba­ik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif. Sedikitnya ada lima entitas, masing-masing peserta didik, pendidik dan tenaga kepe­ndidikan, manajemen satuan pendidikan, Negara dan bangsa, serta masyarakat umum, yang diharapkan mengalami perubahan. Skema 2 menggam­barkan perubahan yang diharapkan pada masing-masing en­itas.

Uji Publik Kurikulum 2013: Penyederhanaan, Tematik-Integratif



Pengembangan Kurikulum 2013 dilakukan dalam empat tahap. Pertama, penyusunan kurikulum di lingkungan internal Kemdikbud dengan melibatkan sejumlah pakar dari berbagai disiplin ilmu dan praktisi pendidikan. Kedua, pemaparan desain Kurikulum 2013 di depan Wakil Presiden selaku Ketua Komite Pendidikan yang telah dilaksanakan pada 13 November 2012 serta di depan Komisi X DPR RI pada 22 November 2012. Ketiga, pelaksanaan uji publik guna mendapatkan tanggapan dari berbagai elemen masyarakat. Salah satu cara yang ditempuh selain melalui saluran daring (on-line) pada laman http://kurikulum2013.kemdikbud.go.id , juga melalui media massa cetak. Tahap keempat, dilakukan penyempurnaan untuk selanjutnya ditetapkan menjadi Kurikulum 2013.
Inti dari Kurikulum 2013, adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan tematik-integratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan.
Titik beratnya, bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Adapun obyek yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan kurikulum 2013 menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya.
Melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik.
Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35, di mana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Paparan ini merupakan bagian dari uji publik Kurikulum 2013, yang diharapkan dapat menjaring pendapat dan masukan dari masyarakat.

Menambah Jam Pelajaran
Strategi pengembangan pendidikan dapat dilakukan pada upaya meningkatkan capaian pendidikan melalui pembelajaran siswa aktif berbasis kompetensi; efektivitas pembelajaran melalui kurikulum, dan peningkatan kompetensi dan profesionalitas guru; serta lama tinggal di sekolah dalam arti penambahan jam pelajaran.
gambar1
skema1
Skema 1. menyajikan tentang Strategi Peningkatan Efektivitas Pembelajaran. Sedang gambar 1. menggambarkan tentang strategi meningkatkan capaian pendidikan, yang digambarkan melalui sumbu x (efektivitas pembelajaran melalui kurikulum, dan peningkatan kompetensi dan prefesionalitas guru), y (pembelajaran siswa aktif berbasis kompetensi) dan z (lama tinggal di sekolah dalam arti penambahan jam pelajaran).
Rasionalitas penambahan jam pelajaran dapat dijelaskan bahwa perubahan proses pembelajaran (dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu) dan proses penilaian (dari berbasis output menjadi berbasis proses dan output) memerlukan penambahan jam pelajaran. Di banyak negara, seperti AS dan Korea Selatan, akhirakhir ini ada kecenderungan dilakukan menambah jam pelajaran. Diketahui juga bahwa perbandingan dengan negara-negara lain menunjukkan jam pelajaran di Indonesia relatif lebih singkat. Bagaimana dengan pembelajaran di Finlandia yang relatif singkat. Jawabnya, di negara yang tingkat pendidikannya berada di peringkat satu dunia, singkatnya pembelajaran didukung dengan pembelajaran tutorial yang baik.
Penyusunan kurikulum 2013 yang menitikberatkan pada penyederhanaan, tematik-integratif mengacu pada kurikulum 2006 di mana ada beberapa permasalahan di antaranya; (i) konten kurikulum yang masih terlalu padat, ini ditunjukkan dengan banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan tingkat kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak; (ii) belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional; (iii) kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan; beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum; (iv) belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global; (v) standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru; (vi) standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala; dan (vii) dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan multi tafsir.
skema2
skema3
Skema 2 menggambarkan tentang kesenjangan kurikulum yang ada pada konsep kurikulum saat ini dengan konsep ideal. Kurikulum 2013 mengarah ke konsep ideal. Sedang skema 3 menjelaskan alasan terhadap pengembangan kurikulum 2013

Struktur Kurikulum 2013



Dalam teori kurikulum (Anita Lie, 2012) keberhasilan suatu kurikulum merupakan proses panjang, mulai dari kristalisasi berbagai gagasan dan konsep ideal tentang pendidikan, perumusan desain kurikulum, persiapan pendidik dan tenaga kependidikan, serta sarana dan prasarana, tata kelola pelaksanaan kurikulum --termasuk pembelajaran-- dan penilaian pembelajaran dan kurikulum.
Struktur kurikulum dalam hal perumusan desain kurikulum, menjadi amat penting. Karena begitu struktur yang disiapkan tidak mengarah sekaligus menopang pada apa yang ingin dicapai dalam kurikulum, maka bisa dipastikan implementasinya pun akan kedodoran.
iklan4-gbr1
iklan4-tabel1
iklan4-tabel2
Pada titik inilah, maka penyampaian struktur kurikulum dalam uji publik ini menjadi penting. Tabel 1 menunjukkan dasar pemikiran perancangan struktur kurikulum SD, minimal ada sebelas item. Sementara dalam rancangan struktur kurikulum SD ada tiga alternatif yang di mesti kita berikan masukan.

iklan4-tbl2
Di jenjang SMP usulan rancangan struktur kurikulum diperlihatkan pada tabel 2. Bagaimana dengan jenjang SMA/SMK? Bisa diturunkan dari standar kompetensi lulusan (SKL) yang sudah ditentukan, dan juga perlu diberikan masukan.
Tiga Persiapan untuk Implementasi Kurikulum 2013
ADA pertanyaan yang muncul bernada khawatir, dalam uji publik kurikulum 2013? Persiapan apa yang dilakukan Kemdikbud untuk kurikulum 2013? Apakah sedemikian mendesaknya, sehingga tahun pelajaran 2013 mendatang, kurikulum itu sudah harus diterapkan. Menjawab kekhawatiran itu, sedikitnya ada tiga persiapan yang sudah masuk agenda Kementerian untuk implementasi kurikulum 2013. Pertama, berkait dengan buku pegangan dan buku murid. Ini penting, jika kurikulum mengalami perbaikan, sementara bukunya tetap, maka bisa jadi kurikulum hanya sebagai “macan kertas”.
Pemerintah bertekad untuk menyiapkan buku induk untuk pegangan guru dan murid, yang tentu saja dua buku itu berbeda konten satu dengan lainnya.
Kedua, pelatihan guru. Karena implementasi kurikulum dilakukan secara bertahap, maka pelatihan kepada guru pun dilakukan bertahap. Jika implementasi dimulai untuk kelas satu, empat di jenjang SD dan kelas tujuh, di SMP, serta kelas sepuluh di SMA/SMK, tentu guru yang diikutkan dalam pelatihan pun, berkisar antara 400 sampai 500 ribuan.
Ketiga, tata kelola. Kementerian sudah pula mnemikirkan terhadap tata kelola di tingkat satuan pendidikan. Karena tata kelola dengan kurikulum 2013 pun akan berubah. Sebagai misal, administrasi buku raport. Tentu karena empat standar dalam kurikulum 2013 mengalami perubahan, maka buku raport pun harus berubah.
Intinya jangan sekali-kali persoalan implementasi kurikulum dihadapkan pada stigma persoalan yang kemungkinan akan menjerat kita untuk tidak mau melakukan perubahan. Padahal kita sepakat, perubahan itu sesuatu yang niscaya harus dihadapi mana kala kita ingin terus maju dan berkembang. Bukankah melalui perubahan kurikulum ini sesungguhnya kita ingin membeli masa depan anak didik kita dengan harga sekarang.