Buku Adalah Jendela Dunia

Membaca tidak mengenal usia dan waktu. Tidak ada istilah berhenti untuk menggali ilmu. Walau ajal menjemput, tak kenal kata menyerah untuk belajar. Salah satunya adalah membaca, dengan membaca maka pengetahuan bertambah. Sudah pasti, orang yang rajin membaca adalah orang pintar.

Lomba MPI,Blog Guru dan Web Sekolah

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah melalui Balai Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (BPTIKP) menggagas kegiatan Lomba Pengembangan dan Pengayaan sumber belajar bagi guru dan sekolah di Provinsi Jawa Tengah

Pentingnya Belajar Bagi Manusia

Belajar adalah suatu kegiatan dari yang tidak tahu menjadi tahu. Itu sebabnya belajar itu sangat penting bagi seluruh manusia termasuk kita sebagai seorang pelajar atau mahasiswa. Karena tanpa belajar maka kita tidak akan mengetahui apa yang seharusnya kita ketahui

Stop Anak Putus Sekolah

Angka putus sekolah anak Indonesia tahun ini masih tinggi. Kurang lebib 12 juta anak Indonesia (2010) yang belum bisa menyelesaikan wajib belajar (Wajar) Sembilan tahun.

Belajar tanpa batas

Bukankah kesuksesan itu tidak bisa segera digegaskan tanpa kerja keras? Menyusuri sepanjang jalan kehidupan, entah berapa umur yang telah dilalui. Sebanyak apa pula pengalaman yang sudah tersirat dan tersurat, manusia tidak menghitung.

About

Pages

I Luv Indonesia I Luv Indonesia

Blogroll

Rabu, 18 Desember 2013

Pentingnya Belajar Bagi Manusia

Belajar adalah suatu kegiatan dari yang tidak tahu menjadi tahu. Itu sebabnya belajar itu sangat penting bagi seluruh manusia termasuk kita sebagai seorang pelajar atau mahasiswa. Karena tanpa belajar maka kita tidak akan mengetahui apa yang seharusnya kita ketahui. Bahkan adapun orang yang beranggapan bahwa belajar itu merupakan suatu yang membosankan dan juga kadang merepotkan, nah, dari anggapan tersebut maka kita dituntut agar lebih mampu membuat belajar itu menjadi lebih bervariasi dan penuh warna, contohnya seperti, menulis pelajaran diatas kertas berwarna dan menempelnya ditempat yang sering kita lewati atau singgahi, selain itu juga kita harus mampu membuat belajar itu menjadi suatu kebutuhan terpenting dalam diri kita. Dan juga harus lebih mampu mengubah pemikiran kita bahwa ternyata belajar itu adalah suatu yang sangat menyenangkan.
Kita juga harus bisa menganggap bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan yang benar-benar harus dipenuhi. Atau bisa juga belajar itu diibaratkan seperti makan apabila kita tidak makan maka kita akan lapar. Begitu juga dengan belajar, apabila kita tidak belajar maka kita juga akan lapar akan ilmu-ilmu yang ingin kita ketahui.
Nah, inilah yang mendasari kenapa dikatakan belajar itu sebaiknya di anggap menjadi kebutuhan hidup kita. Sebelum kita memulai belajar kita harus member sugesti dalam diri kita bahwa kita ini adalah orang yang bodoh yang masih membutuhkan belajar agar menjadi orang yaqng lebih baik lagi. Sepeti slogan Steve Jobs yang berbunyi:
“Stay Hungry, Stay Foolosh” (tetaplah lapar (ilmu) dan tetaplah bodoh)
Artinya bahwa orang yang lapar ilmu dan bodoh akan suatu ilmu pengetahuan ia akan bekerja keras atau berusaha sekeras-kerasnya untuk mendapatkan ilmu tergantung kepada individu-individunya. Sumber belajar itu bukan hanya buku tetapi sumber belajar kita itu sangat banyak yaitu, lingkungan sekitar, media computer atau internet dan juga pengalaman pribadi atau orang lain.
Didalam al-Quran juga di tuliskan bahwa setap manusia dianjurkan untuk belajar seperti yang terdapat didalam surat al-Alaq yang artinya “bacalah”. Dan juga allah mengatakan bahwa ALLAH akan meninggikan derajat orang-rang yang berilmu. Nah bagaimana kita mw menjadi orang yang berilmu kalau kita tidak mau belajar.
Oleh karena itu marilah kita luangkan waktu kita untuk belajar agar menjadi bekal dalam diri kita dan mengatasi segala permasalahan-permasalahan didalam kehidupan ini.

Minggu, 07 Juli 2013

Hasil Lomba Karya Ilmiah Inovatif Pembelajaran Guru SD dan SMP Tahap I Tahun 2013

Untuk mengunduh Hasil Lomba Karya Ilmiah Inovatif Pembelajaran Guru SD dan SMP Tahap I, serta Informasi seleksi Tahap II  Tahun 2013 silahkan klik di sini

.

Sayembara Penulisan Naskah Buku Pengayaan 2013

Pusat Kurikulum dan Pembukuan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pada Tahun Anggaran 2013 akan mengadakan Sayembara Penulisan Naskah Buku Pengayaan 2013. Untuk informasi lebih lanjut silahkan klik gambar di bawah ini.


Implementasi Kurikulum 2013 Momentum Benahi 'Politik Perbukuan'


Jakarta -- Implementasi Kurikulum 2013 yang saat ini sedang dimulai, dapat dijadikan momentum untuk membenahi 'politik perbukuan'. "Langkah pertama yang ingin kita rubah terkait implementasi kurikulum 2013, adalah terkait dengan apa yang disebut 'politik perbukuan'," kata Mendikbud Mohammad Nuh dalam sidang pleno Kongres XXI Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), di Istora Gelora Bung Karno Senayan Jakarta, Rabu (3/7/2013) kemarin.
"Mengapa ini menjadi sesuatu yang sangat menarik? karena nggak mungkin dunia pendidikan bisa lepas dari buku, nggak mungkin!" tegas Menteri Nuh. Oleh karena itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) bersama-sama pemangku kepentingan pendidikan dan kebudayaan harus menyiapkan politik perbukuan yang tepat.
Urusan buku menjadi hal yang sangat penting, menurut Mendikbud karena buku sebagian menjadi beban bagi masyarakat, ditinjau dari sisi ekonomi. "Selain itu buku juga dapat menjadi sumber energi, dari segi substansi," ujarnya menambahkan.
Mantan Menkominfo tersebut menceritakan bahwa buku-buku kurikulum 2013 yang saat ini sedang diterbitkan, ternyata harganya sangat murah, jauh di bawah harga pasaran buku. "Buku SD kelas 1 yang berupa tema-tema itu, 112 halaman, berwarna, sampulnya juga bagus, itu cuma Rp. 7.300, dan itu sudah sampai di tempat."
Menteri Nuh menambahkan bahwa jika buku kelas 1 SD tersebut dibeli di toko buku, harganya dapat mencapai Rp. 32.000,-. "Jadi empat kali lipat. Ini kalau kita lakukan beban masyarakat membeli buku bisa berkurang," kata Mantan Rektor ITS tersebut. Selain itu buku-buku yang diterbitkan Pemerintah, tidak akan disertai biaya hak cipta jika menggandakannya, jadi masyarakat secara gratis dapat mencetak atau menggandakan buku-buku tersebut.
Selain itu dari segi substansi Pemerintah benar-benar mengendalikan agar tidak ada kasus buku-buku yang substansinya menyimpang dan penyampaiannya tidak tepat. "Selama ini penerbit menulis buku, kemudian Kementerian mengevaluasi yang ditulis penerbit-penerbit itu, sekarang kita rubah Kementerian merekrut penulis-penulis," lanjut Mendikbud. Dengan merekrut penulis-penulis pilihan, menurut Menteri, substansi buku dapat dikendalikan secara mudah. (NW)

Mendikbud Buka Pelatihan Guru Inti Kurikulum 2013

Medan , Sumatera Utara-- Pelatihan guru inti untuk penerapan Kurikulum 2013 mulai berlangsung pada 4 Juli 2013. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menyelenggarakan pelatihan guru inti serentak di seluruh Indonesia, yang dibagi menjadi enam regional. Mendikbud Mohammad Nuh membuka secara resmi pelatihan guru inti untuk regional Sumatera di kantor Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara, di Medan, (4/7). Regional Sumatera terdiri dari tujuh provinsi, yakni Nangroe Aceh Darussalam (NAD), Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan. Pelatihan akan berlangsung hingga 8 Juli 2013.
Tahapan implementasi kurikulum baru sudah masuk pada pelatihan kepada guru inti, kepala sekolah, dan pengawas inti. Untuk di Sumut, jumlah guru yang dilatih sebanyak 1.887 guru, kepala sekolah 261 orang, dan pengawas 261 orang. Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumut Bambang Winarji mengatakan, LPMP Sumut menangani 787 orang dalam pelatihan guru inti tersebut. Sedangkan sisanya dilatih oleh PPPPTK yang tersebar di berbagai wilayah.
Pelaksanaan pelatihan guru inti di LPMP Sumut dilakukan untuk guru kelas I dan IV yang mengajar mata pelajaran kesenian dan penjaskes. Mereka akan dilatih oleh instruktur nasional, narasumber, dan fasilitator yang sudah mengikuti pelatihan pada 29 Juni hingga 3 Juli lalu di Jakarta. Setiap kelas dalam pelatihan akan dikawal oleh tiga orang, yang terdiri dari dosen, widyaiswara, dan guru berprestasi.
Pembukaan pelatihan guru inti di LPMP Sumut juga dihadiri Wakil Gubernur Sumatera Utara, Tengku Erry Nuradi, Kepala Dinas Provinsi Sumut, serta rektor Universitas Sumatera Utara dan Rektor Universitas Negeri Medan.
Dalam sambutannya, Mendikbud M. Nuh mengatakan, penyempurnaan Kurikulum 2013 tidak membuang konsep kurikulum sebelumnya, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Hal-hal yang masih relevan dalam kurikulum sebelumnya, masih dimasukkan dalam Kurikulum 2013.
Mendikbud mengatakan, konsep Kurikulum 2013 adalah mengintegrasikan tiga hal, yaitu kompetensi pengetahuan, sikap dan keterampilan. "Memperkuat keutuhan antara sikap, keterampilan dan pengetahuan," ujarnya. Ia menjelaskan,  tiga hal tersebut diperlukan karena dibutuhkan dalam menghadapi tantangan ke depan. Salah satu tantangan tersebut, lanjutnya, adalah tantangan kejujuran. Menurutnya, zaman yang semakin rumit menyebabkan rendahnya tingkat kejujuran.
Kemudian Mendikbud juga menjelaskan lima tahap yang harus dikembangkan guru dalam mengajar anak-anak di Kurikulum 2013. Lima tahap tersebut adalah melakukan observasi dengan pendekatan sains, mengembangkan kemampuan bertanya atau intellectual curiousity, kemampuan berpikir, bereksperimen, kemudian komunikasi. "Lima tahap itu yang kental dalam pembelajaran Kurikulum 2013," ujarnya. (DM)

Selasa, 11 Juni 2013

Beasiswa S2 Kepengawasan

Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang (PPs Unnes), di tahun 2013 kembali ditugasi oleh Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah (Dit. P2TK Dikmen), Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyelenggarakan perkuliahan Program Magister (S2) Kepengawasan Sekolah khusus bagiPengawas atau calon pengawas (guru atau kepala sekolah yang akan diproyeksikan menjadi pengawas sekolah) pendidikan menengah berstatus PNS yang berdomisili di propinsi Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB dan NTT.  Program ini masuk dalam konsentrasi Program Studi Magister Manajemen Pendidikan (Administrasi Pendidikan).

Program Magister Kepengawasan Sekolah merupakan Program Peningkatan Kualifikasi Strata 2 (S2) yang dibiayai secara penuh (beasiswa penuh) dari Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah (Dit. P2TK Dikmen), Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan khusus bagi pengawas sekolah dan calon pengawas sekolah (kepala sekolah/guru) jenjang pendidikan menengah.
Untuk keterangan lebih lanjut, silakan klik di sini.

Selasa, 04 Juni 2013

Buku Jendela dunia

Membaca tidak mengenal usia dan waktu. Tidak ada istilah berhenti untuk menggali ilmu. Walau ajal menjemput, tak kenal kata menyerah untuk belajar. Salah satunya adalah membaca, dengan membaca maka pengetahuan bertambah. Sudah pasti, orang yang rajin membaca adalah orang pintar.

Buku menjadi solusi memecahkan suatu kebodohan dan membaca adalah kuncinya. Jadi tepat bila buku adalah jendela dunia membaca adalah kuncinya. Kata-kata bijak itu sudah turun temurun kita dengar. Memang benar, dengan membaca kita bisa memperoleh pengetahuan dalam bidang apapun.

Buku merupakan informasi segala kebutuhan yang diperlukan, dimulai dari Iptek, seni budaya, ekonomi, politik, sosial dan pertahanan keamanan dan lain-lain. Upaya membaca buku membuka wawasan dunia intelek sehingga dapat mengubah masa depan serta mencerdaskan akal, pikiran dan iman.

Tanpa membaca buku, tanpa ada buku, dunia akan bodoh, dan buta huruf semakin banyak. Buku dapat dibaca bila ada kemauan menjadi pintar, buku yang baik dapat dicetak apabila artikelnya memuat wawasan yang dapat diterima akal sehat pembaca sebagai penerima informasi.

Buku juga merupakan sumber harta yang tak ternilai harganya. Uang bisa habis, harta, kekuasaan bisa lenyap, tapi pengetahuan tidak bisa hilang. Jadi jelas, harga pengetahuan yang bersumber dari buku sangat bernilai tinggi apabila kita manfaatkan dengan serius.

Maka, teruslah menjalin persahabatan yang erat dengan buku. Rasakan kehadiran buku sebagai jendela untuk kita melihat masa depan di hadapan. Jadikan keberadaan sebagai jembatan untuk kita berusaha menjadi makhluk Tuhan yang mencintai ilmu.

Minat baca
Gemar  membaca dan menulis masih belum berkembang dengan sepenuhnya pada anggota-anggota masyarakat khususnya bagi komunitas pelajar. Kecenderungan mendapatkan informasi yang lebih instan dan juga melalui percakapan tampaknya masih lebih kuat daripada melalui bacaan.

Kecenderungan ini dapat dilihat dari kenyataan bahwa minat baca dan kebiasaan membaca di kalangan siswa dan mahasiswa relatif masih lemah. Anjuran yang sering terdengar dari pemerintah dan berbagai kalangan pemimpin masyarakat untuk meningkatkan minat dan kebiasaan membaca hanyalah sebagai wacana dan tidak dilakukan secara efektif.

Akibat perkembangan zaman dalam hal teknologi saat ini berpengaruh juga pada minat membaca generasi muda. Sekarang ini kalangan remaja atau masyarakat lebih tertarik menonton TV, mendengarkan musik, bermain game dan chating di internet daripada membaca buku atau koran.

Ini terbukti dari data Human Development Report 2008/2009 yang dikeluarkan UNDP menyatakan minat membaca Indonesia berada di peringkat 96 dari negara seluruh dunia. Indonesia sejajar dengan Bharain, Malta dan Suriname. Di Asia Tenggara, hanya ada dua negara di bawah Indonesia, yaitu Kamboja dan Laos. (Tribunnews.com, Senin 10-05-10).

Ada beberapa teori yang mempengaruhi minat baca. Pertama, sistim pembelajaran di Indonesia belum membuat para pelajar harus membaca buku (lebih banyak lebih baik), mencari informasi/pengetahuan lebih dari apa yang diajarkan, mengapresiasi karya-karya ilmiah, filsafat, sastra.

Kedua, banyaknya jenis hiburan, permainan (game) dan tayangan TV yang mengalihkan perhatian anak-anak dan orang dewasa dari buku, surfing di internet walaupun yang terakhir ini masih dapat dimasukkan sebagai sarana membaca. Ketiga, banyaknya tempat hiburan untuk menghabiskan waktu seperti taman rekreasi, karaoke, mall dan lain-lain.

Keempat, budaya baca memang belum diwariskan nenek moyang kita, kita terbiasa mendengar dongeng , kisah, adat istiadat secara verbal yang dikemukakan orang tua, tokoh masyarakat dan penguasa pada zaman dahulu. Kelima, orang tua disibukan dengan segala aktivitas dalam mencari nafkah untuk keluarga.Keenam, sarana dalam memperoleh bahan bacaan, seperti perpustakaan atau taman bacaan masih langka. (Nyoman : Kata Hati)

Manfaat membaca

Kalau dipikir-pikir sangat luar biasa manfaat membaca dan itu harus ada kemauan kita untuk melakukannya.Seorang yang  cerdas  mampu membaca buku dengan menghadirkan konteks dan lingkungan yang mengelilinginya. Terhadap sebuah tulisan pembaca perlu hadir, menyerap, menyimpulkan, mengulang, dan juga memperjelas.

Terkadang ada beberapa keinginan seseorang untuk membaca seperti ingin memahami isi buku, tugas di sekolah ataupun di kampus, hiburan, panduan dan sebagainya. Ada yang membaca sambil berimajinasi, mengambil intisari, atau yang menarik saja, dan itu memang sudah karakter seseorang.

Menurut Bobbi DePoter dan Mike Hernacki dalam Quantum Learning membagi empat macam ragam kecepatan membaca, yakni regular, melihat dengan cepat (skimming), melihat sekilas (scanning), dan kecepatan tinggi (warp speed).

Ada beberapa manfaat membaca, pertama, mengusir keraguan, kecemasan, dan kesedihan. Kedua, menebalkan keimanan, karena sesungguhnya bacaan pelajaran yang paling besar, peringatan yang paling agung, pencegahan kemungkaran yang paling efesien, dan perintah yang paling bijak. 

Ketiga, melemaskan lidah dan menghiasi diri dengan kefasihan berbicara. Keempat, mengembangkan wawasan berfikir dan memperbaiki persepsi. Kelima,mengambil manfaat dari pengalaman orang lain. Keenam, menelaah berbagai kebudayaan yang menumbuhkan kesadaran akan perannya dalam kehidupan.Ketujuh, menjaga kalbu dari kekacauan, dan memelihara waktu dari ke sia-siaan. (Eilan Rachman dan Sylvina Savitri).

Dengan membaca buku, selain pengetahuan akan semakin bertambah, pribadi akan semakin kaya, yang kesemuannya jelas akan menurunkan efek negatif anak, yakni kenakalan.Sedangkan anak yang tidak terbina minat bacanya sejak dini akan menghadapi peluang yang semakin kecil untuk mengembangkan pengetahuan setinggi-tingginya. 

Jadi jelas, bahwa segala sesuatu yang diciptakan Tuhan di dunia ini pasti ada manfaatnya bagi umat manusia. Akan tetapi kita kebanyakan tidak tahu mengaplikasikannya ke jalan positif akibat beberapa faktor yang ada, yang pasti ada kemauan maka ada jalan.

Sabtu, 01 Juni 2013

Membangun Masyarakat Gemar Membaca dan Menulis di Kabupaten Grobogan

Kabupaten Grobogan terdiri atas 19 kecamatan, dan ratusan desa dan kelurahan. Sembilan belas kecamatan tersebut adalah Tawangharjo, Purwodadi, Wirosari, Grobogan, Godong, Gubug, Pulokulon, Toroh, Geyer, Penawangan, Ngaringan, Kradenan, Gabus, Brati, Klambu, Tegowanu, Kedungjati, Tanggungharjo, dan Karangrayung. Sebagai daerah terluas kedua di Propinsi Jawa Tengah, Kabupaten Grobogan mempunyai jumlah penduduk yang tidak sedikit. Hal ini menunjukkan bahwa secara kuantitas, sumber daya manusia (SDM) Kabupaten Grobogan tidak dapat dipandang sebelah mata.

Selain itu, letak geografis Kabupaten Grobogan yang relatif dekat dengan Semarang sebagai ibukota Provinsi Jawa Tengah, merupakan keuntungan tersendiri. Hal ini dapat dilihat dari adanya interaksi sosial antara warga Kabupaten Grobogan dengan masyarakat daerah lainnya yang relatif dekat atau berbatasan dengan Kabupaten Grobogan, misalnya Kota Semarang, Kota Surakarta, Kabupaten Semarang, Kabupaten Demak, Kabupaten Kudus, Kabupaten Sragen, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Blora, Kabupaten Pati, dan Kabupaten Ngawi (Jawa Timur).
Membangun masyarakat gemar membaca dan menulis di Kabupaten Grobogan dapat menjadi bagian dari upaya membangun masyarakat Kabupaten Grobogan agar semakin maju, sejahtera, dan berprestasi. Keberhasilan pembangunan di Kabupaten Grobogan tentunya menjadi bagian penting dari pembangunan Indonesia, khususnya di Provinsi Jawa Tengah.

Program Bali Desa Mbangun Desa yang dicanangkan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, seharusnya didukung segenap warga Jawa Tengah, termasuk para warga di Kabupaten Grobogan. Kepemimpinan Bupati Bambang Pudjiono dan Wakil Bupati Icek Baskoro pada periode kedua ini diharapkan dapat semakin meningkatkan prestasi Kabupaten Grobogan, baik di tingkat regional maupun nasional.
Membangun masyarakat gemar membaca dan menulis
Dalam melakukan aktivitasnya, setiap orang biasanya mempunyai motivasi tertentu. Demikian pula dengan aktivitas membaca dan menulis. Membaca dan menulis adalah bagian penting dari pendidikan. Dalam pelajaran bahasa Inggris misalnya, ada aktivitas listening (menyimak), speaking (berbicara), reading (membaca) dan writing (menulis) Setiap orang bisa jadi mempunyai motivasi yang sama dalam belajar dan bekerja. Tapi bisa jadi motivasinya berbeda.

Saya sendiri pada awalnya menulis buku dengan motivasi untuk mengamalkan ilmu yang dimiliki. Hal ini menurut saya, termasuk bagian dari ibadah yang dapat saya lakukan. Dengan mengamalkan ilmu kepada masyarakat luas, hati menjadi terasa lebih puas. Alhamdulillah, beberapa judul buku yang saya tulis mendapat respon bagus dari para pembaca dan laris. Beberapa judul buku yang telah ditulis Sukarno, SIP, SS dan dapat diperoleh di berbagai toko buku di Indonesia antara lain Easy Daily Conversation; 1 Bulan Terampil Percakapan Bahasa Inggris (keduanya diterbitkan di Yogyakarta) dan buku 19 Hari Lancar Bahasa Inggris.
Kalaupun penulis mendapatkan tambahan penghasilan, popularitas, dan apresiasi dari para pembaca, itu merupakan hal yang patut disyukuri. Mungkin tidak sedikit penulis yang motivasinya sama. Misalnya, meningkatkan masyarakat gemar membaca dan menulis.
Meskipun demikian kita harus menghormati penulis yang lain meskipun motivasinya berbeda dengan kita. Ada pula penulis yang mempunyai motivasi ekonomi. Saat ini kita dapat mengatakan bahwa pekerjaan menulis telah menjadi profesi bagi sebagian orang. Penulis dapat dijadikan pekerjaan utama. Seperti halnya pekerjaan sebagai dokter, pengajar, petani, pedagang, pengusaha, politisi, wartawan, pegawai, dll, profesi sebagai penulis menarik sebagian orang di Indonesia, termasuk di Grobogan, Jawa Tengah. Karena itu, tentu saja ada penghasilan yang diharapkan. Tiap penulis dapat mempunyai penghasilan yang sama atau berbeda.
Ada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Misalnya, jumlah karya tulis berupa buku yang dihasilkan. Semakin banyak jumlah judul buku yang diterbitkan, penghasilan pun akan kian meningkat. Selain itu, faktor laris atau tidaknya buku juga penting diperhatikan. Beruntung sekali kalau semua buku yang ditulis laris di pasaran alias best-seller. Penulis dapat menjadi orang yang kaya raya.

Contoh penulis sukses yang menulis buku berbahasa Inggris yaitu, JK Rowling di Inggris, John Grisham di Amerika Serikat. Di Indonesia ada pula penulis yang berhasil menangguk penghasilan relatif besar, misalnya Habiburrahman El-Shirazy (penulis novel Ayat-Ayat Cinta dan Ketika Cinta Bertasbih), Andrea Hirata (penulis tetralogi Laskar Pelangi). Bahkan Habiburahman El-Shirazy atau yang akrab dipanggil Kang Abik, telah mendapatkan penghargaan sebagai Novelis no 1 di Indonesia dari Insani Universitas Diponegoro (Undip) Semarang. Pendapatan para penulis tersebut kian bertambah karena novel-novelnya diangkat ke layar lebar.
Motivasi lainnya, misalnya popularitas. Orang mengenal penulis dari karya-karyanya. Dengan menghasilkan karya, seseorang akan semakin dikenal. Tidak sedikit penulis yang meskipun baru menghasilkan satu buku, tetapi menjadi sangat terkenal karena karyanya tersebut.
Selain itu, tak jarang seorang tokoh yang akan mencalonkan diri sebagai pemimpin, juga menulis autobiografi. Isinya dapat menampilkan berbagai kiprah dan pengalamannya sehingga layak dipilih menjadi pemimpin.
Jonru (2008: 16) mengungkapkan bahwa hal yang paling menggiurkan dari pekerjaan menulis buku sebenarnya adalah hal-hal yang lebih bersifat efek samping. Salah satu di antaranya adalah kredibilitas. Setelah buku Anda terbit maka masyarakat akan langsung melihat Anda sebagai seseorang yang kredibel di bidang tertentu. Jika Anda menulis tentang “cara merakit komputer”, Anda akan segera mendapat gelar “ahli perakitan komputer”. Apalagi jika buku tersebut laris di pasaran dan menjadi pembicaraan di mana-mana, kredibilitas Anda akan makin meningkat.

Penulis atau pengarang di Indonesia
Dari karya yang dihasilkan, penulis atau pengarang akan relatif dikenal para pembaca. Orang dapat mengenal Chairil Anwar, WS Rendra, Sutardji Calzoum Bahri, Afrizal Malna karena membaca puisi-puisi yang ditulisnya. Pengalaman WS Rendra menempuh kuliah di jurusan Sastra Inggris tentunya berguna dalam karier kepenyairannya. Demikian pula dengan Prof Sapardi Joko Damono, yang dulu menjadi dosen Sastra Inggris Undip kini mengajar di beberapa perguruan tinggi dan dikenal pula sebagai sastrawan.
Pramoedya Ananta Toer, Ajip Rosidi, NH Dini juga dikenal luas dari karya sastra yang ditulisnya. Amien Rais, Arbi Sanit dapat dikenali pemikirannya melalui tulisan-tulisan bertema politik yang bermutu. Prof Satjipto Raharjo, Prof Muladi dikenal sebagai pakar hukum terkemuka yang juga menulis buku.

Selain itu, Prof Eko Budihardjo dikenal sebagai pakar arsitektur dan tata kota dari buku yang ditulisnya. Prof Sudharto P Hadi dikenal sebagai pakar lingkungan dari berbagai tulisannya. Yudiono KS dikenal sebagai akademisi sastra (dosen senior) yang produktif menulis buku. Selain itu, para penulis pada penerbitan Universitas Terbuka (UT) Jakarta juga telah menghasilkan banyak judul buku atau modul yang berkualitas. Tak heran jika berbagai judul buku/modul terbitan UT telah menjadi teman belajar bagi jutaan mahasiswa dan alumni UT yang tersebar di berbagai daerah di tanah air, termasuk di Grobogan, Semarang, Jogja, Solo, dll.

Menurut Yudiono KS (2010: 7) sejarah atau tradisi kepengarangan Indonesia sebenarnya menempatkan pengarang atau sastrawan sebagai kelompok elite terpelajar dengan pemikiran-pemikiran yang hebat, tetapi belum dipahami atau diserap masyarakat menengah ke bawah yang kehidupan sosial ekonominya tetap saja terbatas. Apa pun motivasi orang dalam menulis, selama baik dan bermanfaat bagi umat, bangsa dan negara, tentu layak diapresiasi. Mari menulis buku!
Oleh: Sukarno, S.IP., S.S.

SUMBER

Jumat, 10 Mei 2013

DOWNLOAD DAFTAR PENERIMA TUNJANGAN FUNGSIONAL JAWA TENGAH



Dari beberapa provinsi SK tunjangan fungsional 2013 sudah diterbitkan, seperti provinsi jawa tengah dan jawa timur. Dalam SK tersebut terdapat nama-nama guru penerima tunjangan fungsional. Data penerima tunjangan fungsional ini dperoleh dari Data Pokok Pendidikan (Dapodik).
Berikut tautan untuk mendownload SK tunjangan fungsional 2013:

SK Belum Keluar, Bukan Kiamat


content-berita-3542Jakarta (Dikdas): Menanggapi sejumlah guru yang gelisah lantaran namanya belum terjaring dalam aplikasi Data Pokok Pendidikan (Dapodik) sehingga terancam tak mendapat tunjangan, Sumarna Surapranata, Ph.D., Direktur Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar, mengatakan mereka tak perlu khawatir. Jika data belum terjaring, kemungkinan besar pengisian instrumen pendataan oleh operator sekolah belum lengkap. Maka yang perlu dilakukan adalah melengkapi instrumen pendataan. 


“Bagi guru yang tidak keluar SK-nya sekarang, itu bukan kiamat. Silakan melengkapi persyaratan-persyaratan, nanti di tengah jalan akan keluar. Haknya dari bulan Januari tidak hilang,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa 9 April 2013. Setelah data lengkap dan Surat Keputusan (SK) keluar, guru mendapat tunjangan secara rapel tanpa ada pemotongan sepeserpun. 

Sumarna mengakui, penjaringan Dapodik belum mencapai 100 persen. Itu terjadi lantaran banyak kendala di lapangan, seperti terbatasnya akses dan jaringan internet di sebuah daerah. Namun jumlahnya kecil, kini sekitar 3,5 persen.

Tapi bukan berarti pihaknya tinggal diam. Selain melalui Dapodik, penjaringan data dilakukan pula dengan pengecekan secara manual. Operator sekolah yang bersangkutan dihubungi baik melalui telepon, pesan layanan singkat, ataupun surat. Kepala sekolah dan dinas pendidikan setempat juga turut dihubungi. Dengan begitu, penjaringan instrumen pendataan akan cepat tuntas.

Sumarna menyampaikan, tunjangan khusus yaitu tunjangan untuk guru-guru yang mengabdi di kawasan yang tergolong daerah khusus telah tersalur 100 persen. Dana tunjangan dikirim ke rekening masing-masing guru. “Kalau tunjangan profesi baru tersalurkan sekitar 40 persen,” ungkapnya.*  

Sumber : http://dikdas.kemdikbud.go.id

Sabtu, 27 April 2013

Jadwal UN 2012/2013



Jadwal lengkap UN 2013 ini tercantum dalam Prosedur Operasi Standar Ujian Nasional (POS-UN) Tahun Pelajaran 2012/2013 yang telah dirilis Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Untuk lebih lengkapnya, silahkan klik di sini untuk melihat Jadwal Lengkap Ujian Nasional (UN) 2013
.

Selasa, 02 April 2013

KISI KISI UJIAN NASIONAL 2013


Untuk mengunduh Peraturan Badan Standar Nasional Pendidikan Nomor : 0019/P/BSNP/XI/2012 tanggal 20 November 2012 tentang Kisi-kisi Ujian Nasional Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun Pelajaran 2012/2013 silakan klik 

Senin, 01 April 2013

Pendidikan Karakter Melekat pada Semua Mata Pelajaran




Jakarta --- Sebanyak sepuluh perwakilan organisasi guru menyampaikan aspirasinya kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Rabu (27/3). Mereka diterima oleh Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) bidang pendidikan Musliar Kasim, untuk berdialog di ruang rapat Pusat Informasi dan Humas Kemdikbud.
Dalam dialog yang berlangsung selama 1,5 jam ini, salah seorang perwakilan meminta agar pendidikan karakter tidak diajarkan dengan menumpang pada mata pelajaran lain. Menurutnya, jika hal tersebut dilakukan akan menyebabkan tidak terlihatnya secara jelas nilai-nilai atau karakter yang diajarkan.
Menjawab pertanyaan tersebut, Kepala Badan Pengembangan SDM Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, Syawal Gultom menjelaskan, ketentuan itu sesuai filosofi pendidikan Indonesia yang diatur dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, di mana pengajaran pendidikan karakter melekat pada semua mata pelajaran.
Syawal menambahkan, dalam rekonstruksi kurikulum 2013 mata pelajaran tunduk kepada kompetensi. Karena mata pelajaran itu hanya kendaraan untuk mencapai kompetensi. Jadi tidak boleh satu orang guru saja yang mengajarkan karakter. “Tidak ada satu mata pelajaranpun yang tidak berkontribusi dalam pembentukan sikap,” katanya.
Syawal mengakui pentingnya menyiapkan guru yang berkualitas dan pembenahan model pembelajaran. Oleh karena itu, rekonstruksi kurikulum merupakan pintu masuk bagi pembenahan pembelajaran. “Kurikulum 2013 ini entry point untuk memasuki sistem pembelajaran yang berkarakter. Jadi jangan mutar-mutar di dokumen kurikulum saja,” katanya.
Sebelum diterima Wamendikbud, yang didampingi Kepala Balitbang Kemdikbud, Khairil Anwar Notodiputro; Kepala Badan Pengembangan SDM Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMP dan PMP) Kemdikbud, Syawal Gultom, Staf Ahli Mendikbud Bidang Organisasi dan Manajemen, Abdullah Alkaff, dan Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemdikbud, Ibnu Hamad, perwakilan ini telah melakukan orasi di depan kantor Kemdikbud.
Dan di akhir dialog, perwakilan organisasi guru menyampaikan tawaran kepada Kemdikbud untuk melakukan debat publik terhadap Kurikulum 2013. Wamendikbud, Musliar Kasim, menerima baik tawaran tersebut, dan akan segera mengatur jadwalnya. (TD/AR)

Buku Kurikulum 2013 Melalui Review dan Penilaian



Jakarta -- Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Ramon Mohandas mengungkapkan, setelah selesai disusun, buku Kurikulum 2013 diserahkan kepada sejumlah ahli untuk dilakukan review. Hal ini dilakukan agar pihaknya mendapat masukan dan perbaikan apa saja yang perlu dilakukan pada buku yang telah disusun tersebut.
“Untuk buku sejarah, kami serahkan kepada ahli sejarah dan budayawan, seperti Taufik Abdullah dan Anhar Gonggong, sementara buku Bahasa Indonesia kami berikan kepada ahli bahasa, misalnya Gunawan Muhammad dan Taufik Ismail,” ujar Ramon di Jakarta, Kamis (28/3).
Namun, dirinya berharap perbaikan dan masukan yang dijaring melalui review itu tidak mengubah spesifikasi jumlah halaman yang sudah ditetapkan. Untuk buku siswa kelas I SD misalnya ditetapkan 80 halaman, sementara kelas IV di bawah 100 halaman.
Ramon meyakini saat buku Kurikulum 2013 digunakan mulai tahun ajaran baru ini, akan ada masukan dari pengguna, seperti guru dan orangtua. Masukan tersebut akan ditampung untuk dijadikan sebagai revisi pada edisi berikutnya. Ia mengungkapkan, konsep buku untuk SD dicetak setiap tahun karena buku yang digunakan tahun ini tidak dapat lagi dipakai untuk tahun berikutnya. “Buku untuk SD kan dilengkapi dengan tugas-tugas yang harus langsung dikerjakan di buku itu, sehingga nanti buku penuh dengan coretan siswa,” ungkapnya.   
Kepala Bidang Kurikulum dan Perbukuan Pendidikan Dasar, Puskurbuk, Erry Utomo mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan Politeknik Media Kreatif (Polimedia) untuk penyusunan layout dan design buku, termasuk pembuatan dummy. Polimedia dinilai memiliki kompetensi untuk melakukan pekerjaan tersebut hingga materi buku berbentuk camera ready copy (CRC) guna diserahkan kepada percetakan pemenang lelang untuk digandakan.
Ia juga mengungkapkan, buku yang selesai disusun juga harus mendapat persetujuan dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Penilaian dilakukan agar BSNP dapat melihat apakah masih ada kekurangan yang perlu ditambahkan dalam buku Kurikulum 2013 tersebut. “Penilaian bukan bersifat lolos atau tidak lolos, melainkan apakah masih ada kekurangan atau dinilai sudah cukup,” ujar Erry. 
Erry menjelaskan, dalam Kurikulum 2013, selain buku panduan mengajar, guru juga diberikan lengkap dengan buku teks siswa. Dengan dua jenis buku itu, guru harus menyiapkan proses pembelajaran sesuai dengan skenario dalam buku panduan guru. Jadi sifatnya side by side antara buku guru dan buku siswa,” ungkap Erry.
Dalam buku panduan itu pula, guru diarahkan untuk mengajarkan tema tertentu dengan mencakup lima hal, di antaranya proses pembelajaran itu sendiri, penilaian yang tidak hanya terhadap pengetahuan, tetapi juga sikap peserta didik, dan pengayaan materi pembelajaran. “Ketika masuk kelas, guru memang harus full teaching. Makanya penambahan jam pelajaran menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam implementasi kurikulum baru ini,” imbuhnya. (RA)

Majelis Ulama Indonesia Jawa Tengah Dukung Kurikulum 2013




Semarang --- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah menyatakan sikap mendukung pelaksanaan kurikulum 2013. hal tersebut disampaikan oleh Ketua MUI Jawa Tengah KH Ahmad Darodji, pada Halaqah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah pada Sabtu, (30/3), di Aula Kampus I IAIN Walisongo. "MUI Jawa Tengah mendukung kurikulum 2013," katanya.
Darodji menambahkan, kontribusi dan masukan dari para ulama akan mampu meningkatkan peran pendidikan agama untuk memperkuat akhlak yang mulia generasi penerus bangsa.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh, yang ikut hadir dalam Halaqah tersebut mengatakan, tujuan pendidikan adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Penyelenggaraan Halaqah Ulama ini diselenggarakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Tengah bekerjasama dengan IAIN Walisongo Semarang. Acara ini mengusung tema “Penguatan Pendidikan Agama dan Keagamaan Bagi Kurikulum Pendidikan Nasional 2013”. Dalam Halaqah ini hadir juga Gubernur Jateng Bibit Waluyo. (JR)

Keberhasilan Kurikulum 2013



Sedikitnya ada dua faktor besar dalam ke­ berhasilan kurikulum 2013. Pertama, penen­tu, yaitu kesesuaian kompetensi pendidik dan tenaga kependi­dik­an (PTK) dengan kurikulum dan buku teks. Kedua, faktor pendukung yang terdiri dari tiga unsur; (i) ketersediaan buku sebagai ba­han ajar dan sumber belajar yang mengintegrasikan standar pem­bentuk kurikulum; (ii) penguatan peran pemerintah da­am pembinaan dan penga­wasan; dan (iii) penguatan ma­naj­emen dan budaya sekolah.
iklan5-skema2
iklan5-skema1
Berkait dengan faktor perta­ma, Kemdikbud sudah mende­sain­­ strategi penyiapan guru se­­bagaimana digambarkan pa­da skema penyiapan guru yang me­ibatkan tim pengembang kurikulum di tingkat pusat; instruktur diklat terdiri atas unsur dinas pendidikan, dosen, widya­swara, guru inti, pengawas, ke­­pala sekolah; guru uta­ma me­iputi guru inti, penga­was, dan kepala sekolah; dan guru mereka terdiri atas guru kelas, guru mata pelajaran SD, SMP, SMA, SMK.
Pada diri guru, sedikitnya ada empat aspek yang harus di­beri perhatian khusus dalam rencana implementasi dan ke­terlaksanaan kurikulum 2013, yaitu kompetensi pedagogi; kompetensi akademik (keilmuan); kompetensi sosial; dan kompetensi manajerial atau kepemimpinan. Guru sebagai ujung tombak penerapan kurikulum, diharapkan bisa menyiapkan dan membuka diri terhadap beberapa kemung­kinan terjadinya perubahan.
Kesiapan guru lebih penting­ daripada pengembangan kuri­kulum 2013. Kenapa guru menjadi penting? Karena dalam kurikulum 2013, bertujuan mendorong peserta didik, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar,­ dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), terhadap apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah mene­rima materi pembelajaran.
iklan5-gbr1
Melalui empat tujuan itu diharapkan siswa memiliki kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif. Disinilah guru berperan be­sar di dalam mengimplementa­sikan tiap proses pembelajaran pada kurikulum 2013. Guru ke depan dituntut tidak hanya cer­das tapi juga adaptip terhadap perubahan.

Tidak Menghapus Mata Pelajaran



Ada kekhawatiran pada masyarakat jika Kurikulum 2013 diterapkan akan ada penghapusan beberapa mata pelajaran. Kekhawatiran ini dijawab Mendikbud Mohammad Nuh, bahwa tidak ada penghapusan mata pelajaran, yang ada hanya pengintegrasian mata pelajaran.
Mata pelajaran IPA dan IPS di sekolah dasar (SD) diintegrasikan ke dalam semua mata pelajaran. Pengintegrasian ini dilakukan karena penting, serta menyesuaikan zaman yang terus mengalami perkembangan pesat.
Hadirnya kurikulum baru bukan berarti kurikulum lama tidak bagus. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan. Pergeseran paradigma belajar abad 21 dan kerangka kompetensi abad 21 menjadi pijakan di dalam pengembangan kurikulum 2013.
iklan3-gbr1
iklan3-gbr2
Gambar 1 dan gambar 2 menunjukkan kerangka komptensi abad 21 yang menjadi dasar di dalam pengembangan kurikulum 2013.
iklan3-gbr3
iklan3-gbr4
iklan3-gbr5
Ada empat standar dalam kurikulum yang mengalami perubahan, meliputi standar kompetensi lulusan, proses, isi, dan standar penilaian. Terhadap perubahan itulah maka rumusan standar kelulusan (SKL) pun berubah. Gambar 3 menunjukkan ruang lingkup SKL. Sedang gambar 4 dan gambar 5 berturut-turut tentang SKL Rinci dan SKL Ringkas.

Pergeseran Paradigma Belajar Abad 21



Tema pengembangan kurikulum 2013 adalah dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) yang terintegrasi. Diakui dalam perkembangan kehidupan dan ilmu pengetahuan abad 21, kini memang telah terjadi pergeseran baik ciri maupun model pembelajaran. Inilah yang diantisipasi pada kurikulum 2013. Skema 1 menunjukkan pergeseran paradigma belajar abad 21yang berdasarkan ciri abad 21 dan model pembelajaran yang harus dilakukan.
iklan2-skema1
iklan2-gambar1
iklan2-gambar2
Sedang gambar 1 adalah posisi kurikulum 2013 yang terintegrasi sebagaimana tema pada pengembangan kurikulum 2013. Sudah barang tentu untuk mencapai tema itu, dibutuhkan proses pembelajaran yang mendukung kreativitas. Itu sebabnya perlu merumuskan kurikulum yang mengedepankan pengalaman personal melalui proses mengamati, menanya, menalar, dan mencoba (observation based learning) untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. Di samping itu, dibiasakan bagi peserta didik untuk bekerja dalam jejaringan melalui collaborative learning. Pertanyaannya, pada pengembangan kurikulum 2013 ini, apa saja elemen kurikulum yang berubah? Empat standar dalam kurikulum meliputi standar kompetensi lulusan, proses, isi, dan standar penilaian akan berubah sebagaimana ditunjukkan dalam skema elemen perubahan.
Perubahan yang Diharapkan
Pengembangan kurikulum­­ 2013, selain untuk memberi jawaban terhadap beberapa permasalahan yang melekat pa­da kurikulum 2006, bertujuan ju­ga untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan meng­omunikasikan (mempresentasikan), apa yang di­ per­oleh atau diketahui setelah siswa menerima materi pembelaj­aran.
iklan2-skema2
Melalui pendekatan itu di­harapkan siswa kita memiliki kom­petensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang jauh lebih ba­ik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif. Sedikitnya ada lima entitas, masing-masing peserta didik, pendidik dan tenaga kepe­ndidikan, manajemen satuan pendidikan, Negara dan bangsa, serta masyarakat umum, yang diharapkan mengalami perubahan. Skema 2 menggam­barkan perubahan yang diharapkan pada masing-masing en­itas.

Uji Publik Kurikulum 2013: Penyederhanaan, Tematik-Integratif



Pengembangan Kurikulum 2013 dilakukan dalam empat tahap. Pertama, penyusunan kurikulum di lingkungan internal Kemdikbud dengan melibatkan sejumlah pakar dari berbagai disiplin ilmu dan praktisi pendidikan. Kedua, pemaparan desain Kurikulum 2013 di depan Wakil Presiden selaku Ketua Komite Pendidikan yang telah dilaksanakan pada 13 November 2012 serta di depan Komisi X DPR RI pada 22 November 2012. Ketiga, pelaksanaan uji publik guna mendapatkan tanggapan dari berbagai elemen masyarakat. Salah satu cara yang ditempuh selain melalui saluran daring (on-line) pada laman http://kurikulum2013.kemdikbud.go.id , juga melalui media massa cetak. Tahap keempat, dilakukan penyempurnaan untuk selanjutnya ditetapkan menjadi Kurikulum 2013.
Inti dari Kurikulum 2013, adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan tematik-integratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan.
Titik beratnya, bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Adapun obyek yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan kurikulum 2013 menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya.
Melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik.
Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35, di mana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Paparan ini merupakan bagian dari uji publik Kurikulum 2013, yang diharapkan dapat menjaring pendapat dan masukan dari masyarakat.

Menambah Jam Pelajaran
Strategi pengembangan pendidikan dapat dilakukan pada upaya meningkatkan capaian pendidikan melalui pembelajaran siswa aktif berbasis kompetensi; efektivitas pembelajaran melalui kurikulum, dan peningkatan kompetensi dan profesionalitas guru; serta lama tinggal di sekolah dalam arti penambahan jam pelajaran.
gambar1
skema1
Skema 1. menyajikan tentang Strategi Peningkatan Efektivitas Pembelajaran. Sedang gambar 1. menggambarkan tentang strategi meningkatkan capaian pendidikan, yang digambarkan melalui sumbu x (efektivitas pembelajaran melalui kurikulum, dan peningkatan kompetensi dan prefesionalitas guru), y (pembelajaran siswa aktif berbasis kompetensi) dan z (lama tinggal di sekolah dalam arti penambahan jam pelajaran).
Rasionalitas penambahan jam pelajaran dapat dijelaskan bahwa perubahan proses pembelajaran (dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu) dan proses penilaian (dari berbasis output menjadi berbasis proses dan output) memerlukan penambahan jam pelajaran. Di banyak negara, seperti AS dan Korea Selatan, akhirakhir ini ada kecenderungan dilakukan menambah jam pelajaran. Diketahui juga bahwa perbandingan dengan negara-negara lain menunjukkan jam pelajaran di Indonesia relatif lebih singkat. Bagaimana dengan pembelajaran di Finlandia yang relatif singkat. Jawabnya, di negara yang tingkat pendidikannya berada di peringkat satu dunia, singkatnya pembelajaran didukung dengan pembelajaran tutorial yang baik.
Penyusunan kurikulum 2013 yang menitikberatkan pada penyederhanaan, tematik-integratif mengacu pada kurikulum 2006 di mana ada beberapa permasalahan di antaranya; (i) konten kurikulum yang masih terlalu padat, ini ditunjukkan dengan banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan tingkat kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak; (ii) belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional; (iii) kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan; beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum; (iv) belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global; (v) standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru; (vi) standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala; dan (vii) dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan multi tafsir.
skema2
skema3
Skema 2 menggambarkan tentang kesenjangan kurikulum yang ada pada konsep kurikulum saat ini dengan konsep ideal. Kurikulum 2013 mengarah ke konsep ideal. Sedang skema 3 menjelaskan alasan terhadap pengembangan kurikulum 2013

Struktur Kurikulum 2013



Dalam teori kurikulum (Anita Lie, 2012) keberhasilan suatu kurikulum merupakan proses panjang, mulai dari kristalisasi berbagai gagasan dan konsep ideal tentang pendidikan, perumusan desain kurikulum, persiapan pendidik dan tenaga kependidikan, serta sarana dan prasarana, tata kelola pelaksanaan kurikulum --termasuk pembelajaran-- dan penilaian pembelajaran dan kurikulum.
Struktur kurikulum dalam hal perumusan desain kurikulum, menjadi amat penting. Karena begitu struktur yang disiapkan tidak mengarah sekaligus menopang pada apa yang ingin dicapai dalam kurikulum, maka bisa dipastikan implementasinya pun akan kedodoran.
iklan4-gbr1
iklan4-tabel1
iklan4-tabel2
Pada titik inilah, maka penyampaian struktur kurikulum dalam uji publik ini menjadi penting. Tabel 1 menunjukkan dasar pemikiran perancangan struktur kurikulum SD, minimal ada sebelas item. Sementara dalam rancangan struktur kurikulum SD ada tiga alternatif yang di mesti kita berikan masukan.

iklan4-tbl2
Di jenjang SMP usulan rancangan struktur kurikulum diperlihatkan pada tabel 2. Bagaimana dengan jenjang SMA/SMK? Bisa diturunkan dari standar kompetensi lulusan (SKL) yang sudah ditentukan, dan juga perlu diberikan masukan.
Tiga Persiapan untuk Implementasi Kurikulum 2013
ADA pertanyaan yang muncul bernada khawatir, dalam uji publik kurikulum 2013? Persiapan apa yang dilakukan Kemdikbud untuk kurikulum 2013? Apakah sedemikian mendesaknya, sehingga tahun pelajaran 2013 mendatang, kurikulum itu sudah harus diterapkan. Menjawab kekhawatiran itu, sedikitnya ada tiga persiapan yang sudah masuk agenda Kementerian untuk implementasi kurikulum 2013. Pertama, berkait dengan buku pegangan dan buku murid. Ini penting, jika kurikulum mengalami perbaikan, sementara bukunya tetap, maka bisa jadi kurikulum hanya sebagai “macan kertas”.
Pemerintah bertekad untuk menyiapkan buku induk untuk pegangan guru dan murid, yang tentu saja dua buku itu berbeda konten satu dengan lainnya.
Kedua, pelatihan guru. Karena implementasi kurikulum dilakukan secara bertahap, maka pelatihan kepada guru pun dilakukan bertahap. Jika implementasi dimulai untuk kelas satu, empat di jenjang SD dan kelas tujuh, di SMP, serta kelas sepuluh di SMA/SMK, tentu guru yang diikutkan dalam pelatihan pun, berkisar antara 400 sampai 500 ribuan.
Ketiga, tata kelola. Kementerian sudah pula mnemikirkan terhadap tata kelola di tingkat satuan pendidikan. Karena tata kelola dengan kurikulum 2013 pun akan berubah. Sebagai misal, administrasi buku raport. Tentu karena empat standar dalam kurikulum 2013 mengalami perubahan, maka buku raport pun harus berubah.
Intinya jangan sekali-kali persoalan implementasi kurikulum dihadapkan pada stigma persoalan yang kemungkinan akan menjerat kita untuk tidak mau melakukan perubahan. Padahal kita sepakat, perubahan itu sesuatu yang niscaya harus dihadapi mana kala kita ingin terus maju dan berkembang. Bukankah melalui perubahan kurikulum ini sesungguhnya kita ingin membeli masa depan anak didik kita dengan harga sekarang.